Hati-hati! Inilah Makanan Pantangan Saat Hamil Muda

Makanan yang dikonsumsi mommy hamil muda sebaiknya makanan sehat seperti buah-buahan segar dan sayuran hijau. Namun, ada beberapa jenis buah yang tidak boleh dikonsumsi oleh mommy yang sedang dalam kondisi hamil muda.

Yang pertama adalah buah nanas, ternyata buah ini mengandung bromelain yang berpengaruh untuk melunakkan leher rahim dan akan berakibat fatal persalinan dini atau keguguran. Meskipun belum mommy penelitian yang lebih lanjut tentang kandungan nanas yang dapat memicu persalinan dini, namun ada baiknya bagi mommy untuk menghindari konsumsi buah nanas selama masa kehamilan.

Selain itu, masih ada beberapa pantangan berupa konsumsi makanan yang diwaspadai selama hamil, yang perlu mommy ketahui demi menjaga kesehatan janin.

Berbahaya Bagi Kehamilan

Terdapat jenis makanan lain yang juga ternyata diduga berbahaya untuk kehamilan mommy, yaitu buah pepaya yang setengah matang atau mentah karena tingginya kandungan lateks yang akan memiliki efek samping rahim berkontraksi terutama pada masa awal kehamilan. Jadi, mommy sangat tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi buah papaya mentah atau papaya muda karena efek buruknya bagi kandungan mommy.

Makanan berbahaya lainnya juga tidak jauh dari pepaya, yaitu daun pepaya yang faktanya dapat mejadi pemicu kerapuhan pada ari-ari janin yang mommy kandung. Hindari jenis makanan ini untuk usia kehamilan dua minggu karena dapat berbahaya bagi calon buah hati mommy, tetapi mommy masih boleh mengkonsumsi buah pepaya yang sudah benar-benar matang.

Untuk masa dua minggu kehamilan pertama, ternyata konsumsi buah anggur yang menyehatkan bagi manusia tidak diperbolehkan bagi mommy yang sedang hamil. Sebaiknya mommy menghindari konsumsi buah ini karena akan menyebabkan kondisi kandungan mommy panas.

Kemudian, untuk kehamilan pada trimester pertama, sebaiknya mommy menghindari konsumsi air kelapa segar karena akan melemahkan kandungan. Namun, jika kandungan mommy sudah mencapai 8 bulan keatas konsumsi air kelapa akan membawa efek positif untuk kebersihan kulit bayi, dan memperlancar proses kelahiran.

Berefek Negatif

Ada jenis makanan lain yang ternyata akan membawa pengaruh buruk bagi kehamilan, sebaiknya mommy tidak mengonsumsi durian karena buah ini mengandung zat yang memberikan efek negatif bagi kehamilan. Zat ini adalah asam arachidonat dan juga alkohol yang akan sangat memberikan pengaruh buruk bagi janin. Kandungan arachidonatnya ternyata akan berakibat fatal bagi janin terutama memicu keguguran, dan alkoholnya akan mengakibatkan berat badan bayi menjadi rendah, makanan ibu hamil.

Sebaiknya, mommy selalu menjaga kehamilan dengan mengkonsumsi buah-buahan sehat lainnya seperti jeruk manis, stroberi, pisang dan juga alpukat yang akan memberikan suplai vitamin dan protein cukup bagi mommy juga bayinya. Sebaiknya hindari makanan yang terlalu pedas dan asam, karena akan berakibat buruk bagi janin.

Sumber : Prenagen

Usia Kehamilan Ideal untuk Melahirkan

Kehamilan merupakan proses alami seorang wanita menjadi wanita seutuhnya yaitu menjadi seorang ibu. Bisa dikatakan, kehamilan akan memberikan Ibu pengalaman yang luar biasa dan sangat berharga. Oleh karena itu, dibutuhkan berbagai persiapan yang baik, termasuk persiapan mental menjelang persalinan agar dapat memperlancar proses tersebut

Salah satu hal yang perlu Ibu ketahui adalah usia kehamilan yang paling tepat untuk melahirkan sang bayi. Menghitung usia kehamilan harus setepat mungkin. Sejatinya, waktu melahirkan yang tepat berlangsung secara alami. Begitu bayi yang Ibu kandung siap untuk dilahirkan, maka sebaiknya Ibu dapat mengenali tanda yang muncul.

Usia Kehamilan

Pada umumnya, masyarakat awam hanya tahu bahwa untuk menentukan usia kehamilan ideal untuk melahirkan yaitu 9 bulan 10 hari atau 37 minggu. Akan tetapi, berdasarkan penelitian dari Organisasi Kesehatan untuk Ibu dan Bayi di Amerika Serikat, March of Dimes, usia kehamilan paling ideal untuk Ibu bisa melahirkan bayi adalah 40 minggu. Apakah tidak terlalu lama? Sedangkan, ada banyak bahaya yang bisa mengancam kesehatan bayi bila berada di dalam kandungan terlalu lama.

Penelitian dari badan kesehatan tersebut menemukan bahwa otak dan organ bayi masih bisa berkembang setelah usia kehamilan memasuki minggu ke 39. Bahkan, mereka juga menemukan bahwa bayi yang lahir pada minggu setelah minggu ke 39 akan memiliki daya tahan yang luar biasa terhadap masalah pernafasan dan pencernaan, serta masalah pada pengaturan suhu tubuh secara alami, yang banyak dialami oleh bayi yang lahir pada minggu ke 37. Oleh karena itu, sekarang ini sudah ada larangan untuk menggunakan C-Section pada minggu ke 37.

Menghitung dengan tepat

Untuk mengetahui bahwa usia kehamilan Ibu mencapai usia kehamilan yang ideal untuk melahirkan, Ibu bisa menghitung kehamilan diri sendiri. Ada dua macam cara yang bisa Ibu gunakan untuk menghitung usia kehamilan.

Pertama adalah menghitung dengan metode haid terakhir, Ibu menggunakan rumus Naegele, yaitu (tanggal + 7 hari), (bulan +9 ), (tahun + 0), untuk haid terakhir pada bulan Januari – Maret dan (Tanggal+7 hari), (bulan-3), (tahun+1) untuk haid terakhir pada bulan April – Desember.

Metode yang kedua adalah pergerakan janin. Pergerakan janin pada kehamilan pertama terjadi pada minggu ke 18-20, dan untuk kehamilan kedua dan selanjutnya, pergerakan terjadi pada minggu ke 16-18. Tapi, bila Ibu ingin mengetahui usia kehamilan yang akurat dan tepat, sebaiknya Ibu memeriksakan diri ke dokter kandungan.

Selain mengetahui usia kehamilan dan juga perkiraan hari kelahiran, Ibu juga bisa mendapatkan pertolongan bila dokter menemukan masalah kesehatan yang dapat mengancam kesehatan Ibu dan bayi. Jadi, proses melahirkan akan berjalan dengan lancar dan sehat.

Sumber : Prenagen

Wow Inilah Bahaya Penyakit Eklampsia yang Menyerang Tubuh Ibu Hamil

Pernah dengar tentang eklampsia? Eklampsia merupakan sebuah kondisi serius yang sering menimpa ibu hamil pada masa kehamilan akhir. Gejalanya sendiri ditandai dengan kejang, yang bahkan jika terus dibiarkan bisa berujung pada koma. Eklampsia bisa muncul karena kondisi hipertensi dan preeklampsia akut sehingga mengakibatkan tubuh lebih mudah kejang selama masa periode kehamilan. Kejang yang dialami ini terbagi menjadi dua fase, yakni:
Fase pertama. Fase ini ditandai dengan bagian wajah mengalami kedutan selama kurang lebih 15 hingga 20 detik setiap hari.
Fase kedua. Fase kedua terjadi dengan waktu yang lebih lama yakni sekitar 60 detik dan biasanya kejang yang dialami timbul pada bagian otot mata, otot rahang, dan terakhir menyerang ke seluruh tubuh.
Umumnya, eklampsia ini bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:
Sistem kekebalan tubuh yang sangat lemah.
Hamil di saat usia sudah memasuki angka 40 tahun.
Mempunyai riwayat penyakit eklampsia dan preeklampsia dari kehamilan sebelumnya.
Tubuh mengalami obesitas.
Mengidap Anemia Sel Sabit, yakni sebuah kondisi yang muncul karena adanya ketidaknormalan bentuk sel darah merah yang seharusnya berbentuk bulat dan sangat fleksibel berubah menjadi bentuk sabit dan cukup keras.
Mengalami hipertensi di awal masa kehamilan.
Eklampsia memang sangat jarang ditemui selama periode kehamilan, namun jika tubuh sudah terserang penyakit ini maka bisa membahayakan keberadaan janin di dalam rahim. Bahkan, bisa pula menyebabkan komplikasi yang cukup serius, termasuk di dalamnya kematian janin. Nah, untuk mengatasi serangan eklampsia ini, kamu bisa mencegahnya dengan beberapa cara, yakni:
Meminum aspirin dengan dosis rendah.
Konsumsi suplemen yang kaya akan kandungan vitamin dan arginin.
Hindari melakukan kegiatan yang bisa memicu timbulnya penyakit eklampsia.
Selalu menjaga tekanan darah di tubuh.
Selain beberapa poin di atas, untuk menghindari tubuh diserang gejala kejang ini, kamu juga bisa mengatasinya dengan rutin mengonsumsi makanan sehat yang mengandung nutrisi tinggi, mencukupi waktu istirahat, tidak melakukan aktivitas yang dapat memicu munculnya gejala ini, dan sebagainya. Atau bisa pula dengan cara meminum susu hamil baik bubuk maupun UHT. Selamat mencoba Bu! ?

Sumber : Prenagen

Waspadai Risiko Komplikasi Saat Kehamilan

Dalam periode kehamilan, kamu tentunya sangat berhati-hati untuk menjaga kandungan dalam perut agar tetap sehat dan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Hanya saja, tanpa disadari banyak sekali risiko komplikasi yang bisa menimpa kamu para ibu hamil. Oleh sebab itu, sebelum terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, ada baiknya kamu mengenali beberapa risiko komplikasi berikut ini agar bisa melakukan tindakan pencegahan. Apa saja, ya?

Kehamilan anggur. Pernah dengar mengenai hamil anggur? Hamil anggur atau yang dikenal juga sebagai kehamilan yang gagal merupakan sebuah kondisi di mana terjadi kelainan pada proses perkembangan sel telur setelah dibuahi sehingga gagal tumbuh menjadi janin. Hingga saat ini, kehamilan anggur masih belum dapat dideteksi penyebabnya sehingga diagnosis sedini mungkin terhadap kondisi ini sangatlah disarankan.
Plasenta Previa. Plasenta Previa atau perlekatan plasenta merupakan suatu kondisi ketika plasenta menutupi leher rahim sehingga berpotensi untuk menutupi jalan lahir. Kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi saat kehamilan berupa pendarahan, terutama ketika kamu mengalami kontraksi. Jika hal ini terjadi, mengingat jalan lahir sudah tertutup, dokter biasanya akan menyarankan untuk operasi cesar agar pendarahan tidak berlanjut.
Preeklampsia. Preeklampsia merupakan kondisi yang sering menimpa ibu hamil, terutama ketika usia kehamilan sudah memasuki minggu ke-20 atau lebih. Komplikasi ini cukup membahayakan, sebab kondisi ini seringnya tidak disadari oleh ibu hamil. Padahal, preeklampsia menjadi salah satu penyebab utama kematian ibu dan janinnya, lho. Meski hingga saat ini penyebab pasti preeklampsia masih belum diketahui, kamu disarankan untuk melakukan pengaturan makanan, istirahat yang cukup, dan mengawasi kehamilan untuk menurunkan risiko preeklampsia ini.
Kehamilan ektopik. Kehamilan ektopik merupakan sebuah kondisi di mana pembuahan sel telur terjadi di luar rahim. Biasanya, hal ini terjadi di dalam tuba falopi atau di saluran telur. Diagnosa mengenai komplikasi kehamilan ini penting untuk dideteksi sedini mungkin agar tidak membahayakan ibu hamil dan bisa ditangani secara lebih lanjut.
Diabetes Gestasional. Komplikasi lain yang sering menghantui ibu hamil adalah diabetes gestasional. Diabetes gestasional sendiri merupakan tipe diabetes yang sering berkembang selama periode kehamilan. Jika kamu mengidap diabetes gestasional, jangan khawatir sebab penderita diabetes ini tetap bisa memiliki kehamilan yang sehat jika menjalani serangkaian terapi. Dan lagi, seringnya diabetes ini sembuh setelah kamu berhasil melahirkan si kecil. Hanya saja, risiko untuk mengidap diabetes tipe 2 akan lebih besar jika kamu sudah pernah mengidap diabetes gestasional sebelumnya.
Sudden Infant Death Syndrome (SIDS). Untuk kamu yang punya kebiasaan merokok, sebaiknya harus berhati-hati nih. Sebab kebiasaan merokok ketika hamil bisa menimbulkan komplikasi pada janin seperti lahir prematur, cacat lahir, atau bahkan Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) yang berujung pada kematian bayi.
Nah, mengingat beberapa kondisi komplikasi di atas bisa sangat membahayakan untuk kamu dan janin di dalam perut, menemui dokter kandungan dan melakukan pemeriksaan secara rutin sangatlah disarankan. Tidak hanya itu, menjaga kandungan agar tetap sehat dengan mengontrol makanan yang masuk dan beristirahat yang cukup juga harus dilakukan.

Sumber : Prenagen

Inilah 5 Cara Relaksasi Pada Ibu Hamil

Pada saat hamil, stres adalah salah satu pantangan yang tidak boleh dirasakan oleh Ibu. Sebab stres yang berkepanjangan dapat berdampak buruk pada janin, di antaranya menyebabkan kelainan proses pembentukan otak janin, menghambat tumbuh kembang janin, dan bisa menyebabkan Ibu mengalami persalinan prematur. Sayangnya stres bukanlah sesuatu yang bisa dihindari karena kondisi lingkungan maupun perubahan hormon yang dialami oleh Ibu.

Meskipun begitu, Ibu bisa mencegah efek negatifnya pada janin dengan segera mengelola stres tersebut dengan cara yang tepat. Mereleksasi pikiran adalah salah satu cara ampuh untuk mengatasi stres, dan berikut ini adalah 5 cara releksasi yang aman untuk Ibu coba:

1. Atur Pernapasan

Mengatur pernapasan adalah salah satu cara relaksasi yang terlihat mudah namun sebenarnya cukup sulit. Ibu bisa melakukannya dengan posisi duduk ataupun berbaring, yang penting Ibu berada dalam posisi santai. Pejamkan mata dan carilah posisi terbaik untuk otot Ibu, kemudian tarik napas dari hidung secara perlahan. Lakukan 10-12 menit setiap harinya untuk membuat tubuh terasa nyaman.

2. Lakukan Hobi

Lakukanlah hobi Ibu selama hal tersebut tidak akan mengganggu atau membahayakan kandungan. Misalnya hobi membaca, menulis, atau menonton. Jika hobi Ibu adalah memasak, pastikan bahwa Ibu tidak sensitif dengan bau-bauan yang berisiko meningkatkan rasa mual dan muntah. Sebab jika dipaksakan akan memberi dampak buruk pada janin.

3. “Membiasakan Snacking yang Sehat”

Ibu hamil disarankan untuk memiliki snacking time. Tentunya, snack yang dikonsumsi adalah snack sehat yang aman.

4. Berjalan-jalan

Manfaatkan waktu kosong yang Ibu punya dengan berjalan-jalan. Jika memungkinkan, Ibu bisa menenangkan pikiran dengan berwisata. Namun jika tidak, Ibu juga bisa berjalan-jalan ke area taman sekitar tempat tinggal. Berjalan-jalan dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar akan membantu Ibu merasa rileks.

5. Senam Hamil

Ibu mungkin mengalami stres akibat membayangkan rasa sakit yang dirasakan saat persalinan. Senam hamil ini akan membantu mengurangi kecemasan tersebut. Pada saat senam hamil, Ibu akan diajarkan bagaimana teknik pernapasan dan cara mengejan yang benar agar persalinan lancar. Senam hamil juga dapat mengurangi beberapa keluhan yang Ibu rasakan selama kehamilan. Bagi Ibu yang berencana melakukan senam hamil, disarankan untuk mulai melakukannya sejak kandungan memasuki usia 28 minggu.

Dengan melakukan kelima hal di atas secara rutin, tubuh maupun pikiran Ibu akan menjadi relaks sehingga dapat terhindar dari stres.

Sumber : Prenagen

Inilah Penyebab Emosi Bumil Naik Turun Saat Hamil

Ketika hamil, akan ada masa di mana mood ibu hamil bisa berubah secara drastis. Misalnya, bisa tiba-tiba senang, marah, sedih, resah, dan gelisah terhadap hal-hal kecil. Kondisi ini muncul akibat dari adanya peningkatan hormon estrogen, progesteron, serta kortisol sehingga mengakibatkan terjadinya pergolakan emosi pada tubuh ibu hamil. Selain itu, perubahan metabolisme, reproduksi, dan stress fisik pun bisa menjadi pemicu mengapa emosi ibu hamil bisa naik turun saat hamil.

Berbicara mengenai emosi pada ibu hamil, setidaknya ada beberapa perubahan emosi yang bisa dihadapi oleh ibu hamil selama masa kehamilan. Simak langsung pembahasannya!

Trimester pertama (0-3 bulan kehamilan). Trimester pertama kehamilan ini sering disebut sebagai masa kekhawatiran bagi ibu hamil. Sebab meningkatnya hormon estrogen serta progesteron dalam tubuh menyebabkan ibu hamil sering mengalami morning sickness. Tidak hanya itu, ibu hamil pun lebih mudah lelah, kehilangan banyak energi, tidak nyaman dengan kehamilan, ketakutan akan persalinan, dan lainnya. Kondisi inilah yang dapat membuat ibu hamil menjadi lebih sensitif dan emosional terhadap sesuatu.
Trimester kedua (4-6 bulan kehamilan). Pada masa ini, ibu hamil merasa sedikit tenang dan sering tersenyum. Sebab, morning sickness yang dialami pada trimester pertama kehamilan sudah mulai berkurang. Di samping itu, ibu hamil pun mulai terbiasa dengan perubahan fisik yang dialami seperti payudara membesar, perut membuncit, serta kulit semakin cerah sehingga membuatnya terlihat lebih percaya diri dan rileks.
Trimester ketiga (7-9 bulan kehamilan). Dalam kurun waktu ini, biasanya ibu hamil lebih frustasi dari bulan sebelumnya. Hal ini disebabkan karena perut yang semakin membesar sehingga menyulitkan ibu hamil dalam bergerak, entah itu ketika mengatur posisi tidur, membungkukkan badan ke depan, mengambil benda yang terjatuh, dan sebagainya. Ditambah lagi dengan hormon estrogen dan progesteron sedang berada di puncak tertinggi, yang mana dapat menyebabkan mood swing dan kecemasan berlebih pada ibu hamil.
Untuk mengatasi emosi yang naik turun selama hamil ini, Ibu bisa mengatasinya dengan cara;

Melakukan olahraga ringan khusus bagi ibu hamil.
Diet makanan sehat serta mengonsumsi jus untuk ibu hamil. Jika ingin yang praktis, Ibu bisa konsumsi PRENAGEN juice yang terbuat dari ekstrak buah asli. Tersedia dalam dua varian rasa yang menyegarkan, Pome& Grape dan Fruit & Veggie. PRENAGEN Juice merupakan snacking drink sumber asam folat dan tinggi vitamin C yang baik untuk Ibu dan janin.
Mengurangi kebiasaan buruk yang bisa memicu stress.
Istirahat yang cukup.
Manjakan diri dengan melakukan pijat hamil, mendengarkan musik, menonton konser, dan lainnya.
Selain cara di atas, Ibu pun bisa berkonsultasi langsung dengan dokter kandungan. Ceritakan seluruh keluhan yang Ibu alami selama hamil kepada dokter. Dengan begini, tentu dapat membuat emosi Ibu pun sedikit teratasi.

Sumber : Prenagen

Cara Praktis Mengatasi Keluahan Saat Hamil

Beberapa perubahan kadar hormon maupun perkembangan janin, menjadikan Ibu hamil sering mengalami keluhan saat hamil akan berdampak terhadap rutinitas. Ibu hamil akan merasakan banyak perubahan selama 3 bulan pertama kehamilan, seperti merasakan mual, lelah, perubahan mood, nyeri punggung, merasakan kram, sering berkemih, serta mengalami konstipasi.

Kerap kali keluhan-keluhan tersebut dapat menimbulkan kekhawatiran pada Ibu hamil dan pasangannya. Namun, yang perlu diwaspadai adalah jika ternyata keluhan yang dirasakan dapat terjadi akibat perubahan yang tak normal atau patologis.

Cara Mengatasi Keluhan Saat Hamil

Mudah Lelah

Mudah lelah menjadi salah satu keluhan Ibu hamil yang sangat sering dirasakan. Perubahan kadar hormon, pembentukan plasenta serta metabolisme secara alami dapat menyebabkan tubuh menjadi mudah merasa letih. Bahkan, Ibu bisa tiba-tiba merasa sulit tidur saat malam hari atau justru selalu mengantuk sepanjang hari. Adapun cara untuk mengurangi Lelah:

Saat malam hari tidur lebih awal.
Manfaatkanlah waktu istirahat siang guna membantu mengurangi rasa kantuk ketika bekerja.
Konsumsilah makanan dengan nutrisi cukup serta seimbang untuk menjaga kesediaan energi. Paling tidak konsumsilah 5 porsi buah dan sayur segar setiap hari.
Bila memungkinkan, mintalah bantuan orang lain mengerjakan pekerjaan yang tidak sanggup Ibu kerjakan sendiri, seperti menyetrika dan mencuci pakaian.
Mengatur kegiatan dengan efektif mungkin juga bisa menjadi kunci agar tubuh tidak mudah lelah ketika hamil.
Sakit Kepala

Perubahan bentuk tubuh Ibu dan hormon akan menyebabkan Ibu hamil tidak jarang merasakan sakit kepala. Walau merupakan hal yang umum terjadi, tetapi banyak Ibu hamil yang kebingungan karena cemas jika obat sakit kepala berisiko dapat membahayakan bayi. Berikut cara mengatasi keluhan saat hamil pada sakit kepala:

Berbaring dan tempatkanlah kompres dingin di kepala.
Rutinlah berolahraga ringan, seperti berjalan kaki atau senam ringan.
Hindarilah pemicu sakit kepala, seperti akibat minum kopi atau makanan manis.
Istirahat secara teratur serta konsumsilah cukup air mineral untuk mengurangi sakit kepala.
Kelola stres guna menghindari sakit kepala akibat tekanan psikologis.
Lakukanlah teknik relaksasi secara teratur, seperti mengikuti pijat, yoga, dan visualisasi.
Walaupun terbilang umum, tetapi sakit kepala parah yang tak kunjung berhenti bisa menjadi suatu penyakit serius, seperti tekanan darah tinggi. Bila hal ini terjadi, sebaiknya konsultasikanlah kepada dokter guna mendapatkan pengobatan yang tepat.

Mual dan Muntah

Mual dan muntah merupakan kondisi yang sangat sering dialami wanita hamil. Perubahan kadar hormon human chorionic gonadotropin dan estrogen, sensitivitas kepada bau-bauan, perut lebih sensitif dan stres bisa menjadi penyebab umum kepada mual dan muntah ketika hamil. Cara untuk membantu keluhan saat hamil pada rasa mual dan muntah:

Hindarilah berbaring sesudah makan, dengan posisi menyamping ke kiri.
Guna mengurangi risiko mual dipagi hari, bangunlah perlahan-lahan dengan duduk dulu hindari langsung berdiri setelah berbaring. Bila ada, Ibu bisa mengonsumsi sedikit biskuit sebelum berdiri.
Hindarilah makan-makanan berlemak, pedas, gorengan dan makanan yang mengandung asam yang bisa menyebabkan iritasi di saluran pencernaan.
Sebisa mungkin, hindari pula makanan yang aromanya memicu mual. Cobalah untuk menyantapnya ketika suhu makanan dingin dan tidak terlalu mengeluarkan aroma kuat.
Berbagai keluhan Ibu hamil tidak boleh disepelekan, untuk itu segeralah konsultasikan kepada dokter bila muntah berlangsung secara terus-menerus tidak kunjung mereda. Waspadai jika kekurangan nutrisi dan cairan bisa membahayakan kesehatan bayi. Ibu bisa mengonsumsi susu yang mengandung vitamin B dan protein untuk mengurangi rasa mual atau muntah yang mengganggu

Sumber : Prenagen

Ternyata Inilah Beberapa Cara Mengeluarkan Dahak pada Bayi dengan Aman

Dahak atau yang dikenal dengan slam bisa menjadikan tenggorokan bayi Ibu tidak nyaman, menghalangi pernapasan dan mengganggu ketika sedang menelan ASI. Hal tersebut membuat bayi Ibu sering kali menangis. Perubahan kondisi kesehatan bayi, terutama yang berkaitan dengan gangguan kesehatan, sering kali juga disertai dengan batuk yang berdahak. Sebenarnya, cara mengeluarkan dahak pada bayi tidak sesulit apa yang Ibu hayangkan. Adapun batuk berdahak, umumnya disebabkan oleh beberapa kondisi seperti pilek, batuk, flu yang disebabkan oleh virus.

Cara Mengeluarkan Dahak pada Bayi dengan Tepat

Ternyata, terdapat beberapa cara mengeluarkan dahak pada bayi yang efektif dan aman yang bisa Ibu lakukan. Antara lain sebagai berikut:

Mengonsumsi Asi, juga akan membantu bayi Ibu untuk mengeluarkan dahak melalui feses. Hal itu dapat dilakukan ketika bayi mengeluarkan air ludah atau bersin dan muntah.
Ibu juga dapat menggunakan alat khusus guna mengeluarkan dahak dari bahan karet. Bila diperlukan, gunakanlah menyedot dahak di bagian mulut dan hidung. Pertama, Ibu bisa menyedot mulut terlebih dulu, dengan menempatkan ujung penyedot ke dalam rongga mulutnya.
Saat bayi mengeluarkan dahak hindari menyedot mulut ataupun hidung bayi usai menyusu atau makan, sebab bisa menyebabkan muntah. Bila bayi Ibu mengalami muntah dan sulit bernapas, Ibu bisa membatasi penyedotan.
Cara mengeluarkan dahak pada bayi yaitu, dengan menghangatkan bayi. Dahak yang mengental di saluran pernafasannya, menjadi hal yang paling sering membuat bayi mengalami gelisah. Terutama, saat bayi ingin tidur dan saat makan. Sama halnya seperti orang dewasa, dahak juga akan membuat bayi gelisah. Bahkan, makanpun menjadi tidak enak. Hawa panas yang dihasilkan tubuhnya dapat membantu dalam mengencerkan dahak dan mengeluarkannya. Selain memakaikannya baju hangat, Ibu juga bisa memberikannya minyak khusus, contohnya minyak telon. Namun, perlu Ibu ingat beberapa bayi juga bisa mengalami alergi akibat minyak telon. Selain itu, Ibu juga dapat membuat ruangan agar tetap hangat, bersih dan cukup steril dari debu guna mencegah penumpukan dahaknya.
Apabila Ibu memilih untuk melakukan terapi air hangat dan minyak kayu putih mengeluarkan dahaknya, Ibu dapat memosisikan bayi dalam kondisi tengkurap dengan posisi kepalanya yang lebih rendah daripada tubuhnya. Setelah itu, Ibu dapat menepuk-nepuk punggungnya guna membantunya mendorong darak di saluran pernafasannya. Jadi, dahak sudah menjadi lebih encer dan dahaknya juga akan lebih mudah keluar.
Cara mengeluarkan dahak pada bayi selanjutnya yaitu, dengan menidurkan bayi Ibu dengan posisi yang berbeda. Apabila biasanya saat tidur posisi kepalanya sejajar dengan badan, maka Ibu dapat mengubahnya. Ibu bisa memberikan bantal pada kepalanya agar posisi kepalanya lebih tinggi. Posisi tersebut, cukup membantunya dalam mengatasi hidung tersumbat dan mengeluarkan dahak di saluran pernasafannya. Tak hanya itu, Ibu juga bisa memosisikan bayi dengan posisi tengkurap saat tidur, sehingga membantu Ibu untuk mengeluarkan dahaknya. Namun, pastikan dulu jika posisi tersebut tidak ada menghalangi hidung dan saluran pernafasannya.

Cara Mengencerkan Dahak pada Bayi

Salah satu cara mengencerkan dahak pada bayi yaitu, Ibu bisa mengencerkan dahak yang ada di dalam terlebih dahulu. Hal itu bertujuan, untuk mengencerkan dahak sehingga mudah untuk dibuang di dalam tubuh bayi. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengencerkan dahak bayi:

Banyak minum, manjadi salah satu alasan kenapa bayi sulit mengeluarkan dahak. Hal itu disebabkan, adanya dahak yang mengental. Namun, hal itu bisa dibuat encer dengan cara banyak minum. Ibu dapat memberinya ASI ataupun cairan lainnya, termasuk air putih, jus buah, sup, dan lain-lain sesuai dengan usianya.
Hangatkanlah badan bayi terutama di area dada, dengan cara mengajaknya berjemur di bawah sinar matahari pagi. Ibu bisa mengajaknya berjemur dari pukul 06.30-07.00 selama kurang lebih 10 hingga 15 menit. Pilihlah tempat yang aman dari asap maupun debu, dan usahakanlah agar bayi tidak menatap sinar matahari secara langusng, Ibu bisa memberi banyi Ibu kain penutup mata.
Oleskan pula balsem khusus atau minyak kayu putih pada dada bayi di sekitar leher. Rasa hangat yang ditimbulkan, dapat membantu untuk mengencerkan dahak. Uap hangat yang dihirup juga dapat melegakan pernafasan. Hal ini akan memberikan rasa hangat pada tubuh bayi yang menenangkan. Pastikan pula untuk tidak terlalu banyak menggunakannya agar tidak kepanasan.
Ibu bisa segera menerapkan beberapa cara mengeluarkan dahak pada bayi yang aman seperti di atas. Tetapi, jika dahak tidak juga kunjung sembuh, bahkan disertai dengan beberapa gejala yang berbahaya, sangat disarankan untuk segera melakukan pemeriksaan ke dokter. Hal itu bertujuan, agar bayi Ibu dapat segera mendapatkan perawatan yang lebih baik. Perhatikan pula berbagai makanan yang bayi Ibu konsumsi agar kekebalan tubuh bayi tetap terjaga. Sehingga bayi dapat terhindar dari berbagai penyakit.

Sumber : prenagen

Inilah 5 Persiapan Agar Persalinan Anda Lancar

Hal yang paling ditunggu oleh pasangan setelah mendapatkan berita kehamilan adalah waktunya persalinan. Meskipun begitu, ketika mulai memasuki trimester akhir seringkali Ibu dihantui oleh perasaan takut dan cemas. Bagaimanakah proses persalinannya nanti? Apakah akan sangat menyakitkan? Bagaimana jika persalinan tidak lancar? Dan berbagai pertanyaan lain yang semakin meningkatkan kecemasan.

Hal ini wajar, namun tetap harus diatasi karena kecemasan berlebihan justru dapat berdampak buruk pada janin dan bisa membuat proses persalinan tidak lancar. Agar Ibu bisa tetap tenang menghadapi proses persalinan yang semakin dekat, Ibu bisa melakukan beberapa persiapan, di antaranya:

Penuhi nutrisi
Terpenuhinya nutrisi sejak awal kehamilan tidak hanya bermanfaat untuk perkembangan janin saja, tetapi juga sangat penting untuk proses persalinan. Misalnya seperti asam folat yang dapat membantu mengurangi risiko kematian akibat gejala eklampsia. Selain itu, terpenuhinya zat besi selama kehamilan akan mengurangi risiko Ibu mengalami pendarahan.

Untuk memenuhi nutrisi ibu hamil, Ibu hanya perlu memerhatikan makanan yang Ibu konsumsi. Selain itu, lengkapi juga dengan konsumsi makanan yang mengandung Asam Folat, Zat Besi, Kalsium dan berbagai nutrisi penting lainnya.

Senam hamil
Banyak yang menyarankan untuk melakukan senam hamil sesuai dengan tahapannya, yaitu:

Tahap 1 usia 22-25 minggu
Tahap 2 usia 26-30 minggu
Tahap ketiga 31-35 minggu
Tahap 4 usia 36 minggu
Senam hamil ini tidak hanya bermanfaat untuk membuat Ibu tetap berolahraga dengan aman saja, tetapi juga membantu proses persalinan. Saat mengikuti senam hamil, Ibu akan diberikan informasi seputar kehamilan dan persalinan. Dalam senam ini, Ibu juga akan diajarkan bagaimana cara mengatur napas selama proses persalinan agar tidak cepaat lelah. Ibu juga bisa saling bertukar pikiran dengan ibu hamil lainnya sehingga dapat mengurangi kecemasan yang Ibu rasakan.

Pelajari tanda awal persalinan
Mengetahui tanda awal persalinan menjadi hal yang sangat penting terutama ketika kehamilan Ibu sudah mulai memasuki masa persalinan. Ibu bisa menanyakannya pada dokter kandungan yang menangani Ibu ataupun mencarinya melalui internet.

Tentukan dokter atau bidan
Sebaiknya sebelum memasuki trimester akhir, Ibu sudah menentukan lokasi di mana Ibu ingin melahirkan. Apakah Ibu akan melahirkan di bidan ataukah di rumah sakit? Pilihlah lokasi yang tidak terlalu jauh sehingga akan menyulitkan Ibu ketika tanda awal persalinan tiba-tiba datang. Jika Ibu sudah menentukan tempatnya, sebaiknya lakukan konsultasi kehamilan di sana sejak awal trimester akhir. Hal ini penting, agar dokter atau bidan yang Ibu pilih benar-benar mengetahui riwayat kesehatan Ibu sehingga dapat mengambil langkah tepat seandainya Ibu membutuhkan penanganan khusus saat persalinan.

Pasangan siaga
Tidak hanya Ibu saja yang harus mempersiapkan persalinan, pasangan Ibu juga wajib untuk mempersiapkannya. Misalnya dengan selalu siap siaga untuk mengantarkan Ibu ketika tanda awal persalinan datang. Kesiapan pasangan ini secara langsung akan membuat perasaan Ibu lebih tenang.

Sebaiknya persiapkan pakaian dan berbagai keperluan lainnya yang akan dibawa saat persalinan dalam satu tas. Ini akan mempermudah Ibu dan suami untuk membawa semua keperluan tersebut ketika tanda awal persalinan mulai terlihat.

Semoga persalinan Ibu berjalan lancar.

Sumber : Prenagen

Bolehkah Berhubungan Intim Menjelang Kelahiran Si Buah Hati?

Secara umum seks memang berdampak positif bagi tubuh kita baik secara fisik maupun mental. Namun yang harus Mommy ketahui adalah ternyata seks saat hamil juga memiliki manfaat yang lebih apalagi bila dilakukan saat kehamilan menjelang kelahiran. Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa melakukan hubungan intim saat hamil khususnya pada bulan-bulan akhir seperti bulan kedelapan dan kesembilan dapat membantu membuka jalan bagi bayi sehingga dapat memperlancar proses persalinan. Untuk itulah Mommy diharapkan dapat mempertimbangkan melakukan coitus saat kehamilan menjelang kelahiran karena memang manfaatnya yang sangat besar bagi proses persalinan.

Saat wanita hamil, berhubungan intim memang agak merepotkan khususnya jika dilakukan dengan posisi misionaris. Tapi dengan mempertimbangkan manfaatnya untuk persalinan, banyak wanita yang kemudian tertarik untuk mencobanya. Bukan tanpa alasan mengapa banyak wanita melakukan seks saat hamil tua yang bisa membantu proses persalinan agar lebih cepat.

Ini disebabkan pada saat melakukan hubungan intim tubuh seseorang akan banyak melepas hormon. Hormon-hormon seperti hormon endorphin, oksitosin, dan juga DHEA dilepaskan lewat bagian yang benama bagian hipofisis. Nah, hormon oksitosin sendiri merupakan hormon yang berguna mendorong pengerahan serat-serat otot yang banyak digunakan saat terjadi kontraksi.

Lalu bagaimana dengan hormon lainnya? Yang Mommy perlu tahu adalah bahwa hormon seperti endorphin adalah satu jenis hormon yang berguna untuk membuat tubuh lebih rileks sehingga pikiran Mommy bisa tetap tenang dan tidak tegang walaupun proses persalinan sudah semakin dekat. Sedangkan hormon DHEA sendiri merupakan hormon yang sangat bermanfaat untuk memperkuat tulang dan juga otot. Karena pastinya saat menghadapi proses persalinan Mommy harus punya tulang dan otot yang kuat bukan?

Kehamilan 8 bulan bisa menjadi titik awal Mommy untuk semakin meningkatkan hubungan intim dengan suami. Dan jika mommy sedikit merasa takut untuk melakukannya pada kehamilan menjelang kelahiran maka untuk kehamilan 9 bulan Mommy bisa mengurangi aktivitas seks secara bertahap. Namun yang perlu diingat adalah jangan berhenti sepenuhnya karena hubungan yang dilakukan pada bulan-bulan sebelumnya tentu tidak akan mendatangkan manfaat untuk Mommy.

Pada saat proses persalinan dimulai, hormon yang ada di tubuh Mommy akan mulai tidak seimbang khususnya hormon-hormon seperti progesteron dan juga estrogen. Dan inilah yang menyebabkan hormon oksitosin banyak dikeluarkan oleh tubuh Mommy kemudian menimbulkan kontraksi dalam bentuk Braxton Hicks yang menjadi kekuatan yang mendominasi pada saat persalinan.

Kontraksi ini bisa dikatakan terasa seperti kontraksi yang orang rasakan pada saat berhubungan seks karena hormon yang dilepaskan sama persis seperti hormon yang Mommy keluarkan pada proses persalinan. Jadi sekarang Mommy sudah tahu kan kalau seks saat kehamilan tidak berbahaya dan justru bermanfaat.

Sumber : prenagen